Minggu, 06 Juli 2014

Selamat Datang Satrio Piningit (?)



Sekitar pertengahan 2003, kunjungan terakhir saya dalam rangkaian penelitian skripsi di Dieng tentang Mitos Anak Gembel. Kunjungan kali ini sebenarnya hanya untuk silaturahmi dan konfirmasi data-data yang telah saya kumpulkan lebih kurang sekitar 2 tahun di Dieng. 

Pada saat itu bangsa Indonesia sedang bersiap menghadapi Pemilu Presiden. Kalo tidak salah ingat waktu itu SBY yang menjabat sebagai Menkopolkam mengundurkan diri karena hendak mencalonkan diri sebagai Presiden. Megawati kabarnya agak tersinggung dan sejak itu hubungan keduanya memburuk.

Tentang kepemimpinan Indonesia, Joyoboyo meramalkan akan munculnya Satrio Piningit yang nanti akan membawa Indonesia kemasa keemasannya. Ramalan itu dituliskan ulang oleh Raden Ngabehi Ronggowarsito. Sebenarnya saya tidak terlalu percaya dan cenderung menolak ramalan tersebut. Konsep satrio pingit sebagai Ratu Adil menunjukan kepasrahan masyarakat terhadap kemakmuran bangsanya sehingga mengharapkan pertolongan dari sosok hebat seperti Satrio Piningit.


Malam itu saya bertandang ke rumah Mbah Rusmanto, Key informan saya selama penelitian. Beliau adalah Kuncen Goa Semar sekaligus Ketua Kejawen Dieng yang sangat menguasai alam kosmologi dan filosofi Jawa. Saya banyak dapat cerita dari dia tentang siapa saja tokoh nasional yang pernah melakukan tapa di Dieng. Dalam obrolan hangat malam itu, setelah membahas cukup panjang tentang Kurawa-Astina-Sumatera, saya menanyakan kepada Mbah Rusmanto. Pertanyaan utama saya hanya satu, “mbah, apakah Satrio Piningit itu sudah ada?”. Mbah Rus, demikian dia akrab dipanggil ternyata menjawab cukup panjang. 

Saya tidak ingat secara rinci jawaban dari mbah Rus waktu itu karena diselingi oleh filosofi Jawa yang butuh pengendapan cukup dalam untuk memahaminya. Namun pada intinya beliau mengatakan bahwa Satrio Piningit itu sudah ada namun belum keluar. Saya coba menebak, “apakah SBY, mbah?”. Dengan tegas beliau menjawab, “bukan!”. Otak saya lalu berputar keras  mengingat siapa lagi tokoh pemimpin yang kira-kira mendekati sosok Satrio Piningit tersebut.

Mbah Rus lalu bercerita, “Satrio piningit itu sudah ada namun belum dikeluarkan. Akan tiba saatnya nanti. SBY ini hanya ksatrio pengisi masa pematangan Satrio Piningit. Sedangkan Megawati adalah Srikandi yang nanti akan mengantarkan Satrio Piningit muncul dan naik menjadi pemimpin bagi seluruh Indonesia”. Beliau juga menambahkan, “2003 ini adalah masa penentuan dan 2004 nanti akan ada pertumpahan darah besar-besaran di Indonesia”.

Waktu bergulir. Akhirnya saya wisuda pada awal Desember 2003 dan kemudian pindah ke Padang. Saya merintis usaha bidang IT bersama istri yang saya boyong dari Bandung. Juni 2004, SBY terpilih menjadi Presiden RI ke-6 mengalahkan Megawati Soekarno Putri. Lalu sampailah pada bulan Desember 2004. Istri saya sedang hamil 8 bulan. Minggu pagi, 26 Desember 2004 terjadi mega musibah di Aceh. Tsunami meluluhlantakan Aceh. Ratusan ribu jiwa melayang.

Tiba-tiba saya teringat obrolan dengan mbah Rusmanto waktu itu. Apakah ini yang pernah beliau ceritakan? Bahwa akan terjadi pertumpahan darah di Indonesia. Saya masih menganggap ini hanya kebetulan. Benar-benar kebetulan. Karena saya percaya bahwa musibah dan kejadian-kejadian yang dialami manusia diatur sepenuhnya oleh Allah SWT.
Pada 2012, 9 tahun setelah obrolan saya dengan mbah Rusmanto, kisah Satrio Piningit kembali muncul dari ingatan saya. Jalan ceritanya hampir mirip dengan yang diceritakan oleh mbah Rus saat itu. Sosok Jokowi tiba-tiba menyeruak menjadi sosok harapan banyak masyarakat Indonesia. Langkah pertama dari Walikota Solo selama dua periode, dia loncat menjadi Gubernur DKI Jakarta setelah berhasil mengalahkan Fauzi Bowo secara mutlak. Sosok Jokowi benar-benar fenomenal. Tiba-tiba masyarakat Indonesia jatuh cinta padanya. Menaruh banyak harapan pada tangan dinginnya. Dia maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta diusung oleh partai PDIP yang dipimpin oleh Megawati Soekarno Putri. 

Sekarang 2014. Jokowi makin fenomenal. Tidak sampai 2 tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dia dicalonkan oleh PDIP pimpinan Megawati sebagai Calon Presiden Indonesia.Apakah Megawati benar-benar Srikandi yang membawa sang Satrio Piningit untuk menjadi pimpinan Indonesia? Apakah satrio Piningit itu Jokowi? Pada 2003 memang sosoknya hanya dikenal oleh masyarakat Solo dan sekitarnya. 

Entahlah. Anggap saja obrolan saya dan mbah Rusmanto malam itu tentang ramalan Joyoboyo dan Satrio Piningit hanya kebetulan belaka mirip dengan fenomena-fenomena yang terjadi beberapa tahun setelahnya.

*tulisan ini bukan untuk kampanye Jokowi. Saya hanya bercerita tentang fenomena yang pernah saya alami jauh sebelum Jokowi muncul di tingkat Nasional*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nothing is Impossible if You and Me Became Us

Babak perdelapan final Liga Champion 2016-2017 antara Paris Saint Germain vs Barcelona, pada pertandingan pertama dimana PSG jadi tuan ru...