di-copy dari blog lama, postingan 21 Januari 2010
Tentang kebiasaan jelek. Sebenarnya itu kan masalah kebiasaan aja. Alam bawah sadar sudah ter sugesti bahwa melakukan itu adalah tidak apa-apa. Dan seringnya emang nikmat
Tentang kebiasaan jelek. Sebenarnya itu kan masalah kebiasaan aja. Alam bawah sadar sudah ter sugesti bahwa melakukan itu adalah tidak apa-apa. Dan seringnya emang nikmat
Penggerak Utama dari hampir semua tindakan
kita adalah otak. Saya menyebutnya teori
kontrol otak. Apa yg
kita lakukan karna inisiate oleh otak, di approve oleh hati dan dijalankan oleh
tubuh.
Untuk mengendalikan nya, mindset kita harus
di-manage dengan baik. Contoh : kita sering ketawa kalo di kilikitik ketiak
nya. karna ketika kilikitik itu, indera menyampaikan informasi ke otak. Lalu
otak mencari data yg sinkron dgn informasi tsb. Nah di otak kita sudah ada
data, jika kilikitik itu harus ketawa. Lalu otak memerintahkan kita utk
tertawa.
Contoh lain : Debus. Persepsi kita terhadap
golok, pisau, dll adalah tajam. Tajam bisa melukai kulit. Ketika golok
menghampiri kulit, mata yg melihat otomatis menyampaikan ke otak, otak mencari
data nya, ketemu dah, golok = tajam = luka. Lalu otak mengontrol kulit utk
siap2 luka jika terkena golok. Dan ini dah pernah Saya cobain
Saya Alhamdulillah sampe sekarang tidak minum
alcohol. Bukan gak pernah yaa..tapi tak pernah merasakan kenikmatan dari
alcohol tsb. Dari dulu Saya selalu punya persepsi..apa enak nya minuman
itu..dah pahit, mahal, bikin kita gak benar. Mending minum kopi susu…lebih
nikmat rasa nya.
Pokok nya Saya gak membiarkan diri Saya
menemukan sisi positif dari alcohol tersebut. Gitu juga ama lintingan….dah
pernah nyobain juga…tapi gak mabok…dah mahal, bikin hidup gak
benar…mending buat beli nasi padang..perut kenyang, badan sehat.
Lalu bagaimana ketika sedang meditasi,
bertapa ? apakah otak dalam keadaan kosong ?
Tidak ada yg nama nya otak kosong itu, kecuali
emang gak punya otak atau kabel data nya rusak, yg ada adalah otak sedang relax.
Ketika kita focus, seperti nonton film,
kerja, otak justru sedang bekerja merekam dan siap2 merespon dari aksi yg
datang dari luar. Ketika nonton film horror - ketika tiba2 muncul suara hantu
nya dgn visualisasi hantu yg menyeramkan - reflek orang pada menonton umumnya
akan tutup mata, menjerit, atau mencari sesuatu yg bisa dirangkul. Itu adalah
respon yg perintahkan oleh otak melalui alam bawah sadar. Dalam otak secara gak
sadar telah terbentuk konsepsi, jika ada suara hantu, muka hantu, maka bulu
roma diperintahkan utk berdiri. Kita jadi ketakutan. Jantung berdetak lebih
kencang, dll
Padahal jika kita rubah persepsi itu mgkn
kita akan bisa tenang saja, walau suara nya sangat menakutkan.
Nah, sekarang bagaimana caranya merubah persepsi itu?
BalasHapustinggal merubah mindset dan menyusun ulang persepsi thdp sesuatu :)
HapusTampak mudah, tapi lebih sulit dari yang dibayangkan. Namun perlu dicoba sepertinya hehhehhee
BalasHapus