Sekitar pertengahan 2003,
kunjungan terakhir saya dalam rangkaian penelitian skripsi di Dieng tentang
Mitos Anak Gembel. Kunjungan kali ini sebenarnya hanya untuk silaturahmi dan
konfirmasi data-data yang telah saya kumpulkan lebih kurang sekitar 2 tahun di
Dieng.
Pada saat itu bangsa Indonesia
sedang bersiap menghadapi Pemilu Presiden. Kalo tidak salah ingat waktu itu SBY
yang menjabat sebagai Menkopolkam mengundurkan diri karena hendak mencalonkan
diri sebagai Presiden. Megawati kabarnya agak tersinggung dan sejak itu
hubungan keduanya memburuk.
Tentang kepemimpinan Indonesia, Joyoboyo
meramalkan akan munculnya Satrio Piningit yang nanti akan membawa Indonesia
kemasa keemasannya. Ramalan itu dituliskan ulang oleh Raden Ngabehi
Ronggowarsito. Sebenarnya saya tidak terlalu percaya dan cenderung menolak
ramalan tersebut. Konsep satrio pingit sebagai Ratu Adil menunjukan kepasrahan
masyarakat terhadap kemakmuran bangsanya sehingga mengharapkan pertolongan dari
sosok hebat seperti Satrio Piningit.
Malam itu saya bertandang ke
rumah Mbah Rusmanto, Key informan
saya selama penelitian. Beliau adalah Kuncen Goa Semar sekaligus Ketua Kejawen Dieng
yang sangat menguasai alam kosmologi dan filosofi Jawa. Saya banyak dapat
cerita dari dia tentang siapa saja tokoh nasional yang pernah melakukan tapa di
Dieng. Dalam obrolan hangat malam itu, setelah membahas cukup panjang tentang
Kurawa-Astina-Sumatera, saya menanyakan kepada Mbah Rusmanto. Pertanyaan utama saya
hanya satu, “mbah, apakah Satrio Piningit itu sudah ada?”. Mbah Rus, demikian
dia akrab dipanggil ternyata menjawab cukup panjang.
Saya tidak ingat secara rinci
jawaban dari mbah Rus waktu itu karena diselingi oleh filosofi Jawa yang butuh
pengendapan cukup dalam untuk memahaminya. Namun pada intinya beliau mengatakan
bahwa Satrio Piningit itu sudah ada namun belum keluar. Saya coba menebak, “apakah
SBY, mbah?”. Dengan tegas beliau menjawab, “bukan!”. Otak saya lalu berputar
keras mengingat siapa lagi tokoh
pemimpin yang kira-kira mendekati sosok Satrio Piningit tersebut.
Mbah Rus lalu bercerita, “Satrio
piningit itu sudah ada namun belum dikeluarkan. Akan tiba saatnya nanti. SBY
ini hanya ksatrio pengisi masa pematangan Satrio Piningit. Sedangkan Megawati
adalah Srikandi yang nanti akan mengantarkan Satrio Piningit muncul dan naik
menjadi pemimpin bagi seluruh Indonesia”. Beliau juga menambahkan, “2003 ini
adalah masa penentuan dan 2004 nanti akan ada pertumpahan darah besar-besaran
di Indonesia”.
Waktu bergulir. Akhirnya saya
wisuda pada awal Desember 2003 dan kemudian pindah ke Padang. Saya merintis
usaha bidang IT bersama istri yang saya boyong dari Bandung. Juni 2004, SBY
terpilih menjadi Presiden RI ke-6 mengalahkan Megawati Soekarno Putri. Lalu
sampailah pada bulan Desember 2004. Istri saya sedang hamil 8 bulan. Minggu
pagi, 26 Desember 2004 terjadi mega musibah di Aceh. Tsunami meluluhlantakan
Aceh. Ratusan ribu jiwa melayang.
Tiba-tiba saya teringat obrolan
dengan mbah Rusmanto waktu itu. Apakah ini yang pernah beliau ceritakan? Bahwa akan
terjadi pertumpahan darah di Indonesia. Saya masih menganggap ini hanya
kebetulan. Benar-benar kebetulan. Karena saya percaya bahwa musibah dan
kejadian-kejadian yang dialami manusia diatur sepenuhnya oleh Allah SWT.
Pada 2012, 9 tahun setelah
obrolan saya dengan mbah Rusmanto, kisah Satrio Piningit kembali muncul dari
ingatan saya. Jalan ceritanya hampir mirip dengan yang diceritakan oleh mbah
Rus saat itu. Sosok Jokowi tiba-tiba menyeruak menjadi sosok harapan banyak
masyarakat Indonesia. Langkah pertama dari Walikota Solo selama dua periode,
dia loncat menjadi Gubernur DKI Jakarta setelah berhasil mengalahkan Fauzi Bowo
secara mutlak. Sosok Jokowi benar-benar fenomenal. Tiba-tiba masyarakat Indonesia
jatuh cinta padanya. Menaruh banyak harapan pada tangan dinginnya. Dia maju
sebagai calon Gubernur DKI Jakarta diusung oleh partai PDIP yang dipimpin oleh
Megawati Soekarno Putri.
Sekarang 2014. Jokowi makin
fenomenal. Tidak sampai 2 tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dia
dicalonkan oleh PDIP pimpinan Megawati sebagai Calon Presiden Indonesia.Apakah Megawati benar-benar
Srikandi yang membawa sang Satrio Piningit untuk menjadi pimpinan Indonesia? Apakah
satrio Piningit itu Jokowi? Pada 2003 memang sosoknya hanya dikenal oleh
masyarakat Solo dan sekitarnya.
Entahlah. Anggap saja obrolan
saya dan mbah Rusmanto malam itu tentang ramalan Joyoboyo dan Satrio Piningit
hanya kebetulan belaka mirip dengan fenomena-fenomena yang terjadi beberapa
tahun setelahnya.
*tulisan ini bukan untuk kampanye
Jokowi. Saya hanya bercerita tentang fenomena yang pernah saya alami jauh
sebelum Jokowi muncul di tingkat Nasional*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar