Tempat yang disebut
Rumah Pohon ini bukanlah rumah dalam artisan sebenarnya. Hanya pondokan yang
dibangun pada sebuah pohon untuk tempat nongkrong. Dibuat dari bahan-bahan
bambu dan potongan kayu yang mudah didapat dari sekitarnya. Istimewanya rumah
pohon yang terletak di bukit Jawukn, Desa Sungai Rumbia, Kec. Upau, Kab.
Tabalong ini adalah pemandangannya yang mengundang decak kagum dan bikin betah
duduk berjam-jam. Arah barat terhampar hutan tropis khas Borneo yang rimbun dan
jika cuaca cerah, mentari mengeluarkan keindahannya yang menakjubkan ketika
turun perlahan lalu tenggelam. Entah siapa yang tidak akan terkesima melihat
atraksi warna kuning keemasan bercampur merah merona dan hijaunya dedaunan
pohon-pohon hutan.
Di sisi sebaliknya arah timur, hamparan
hutan dan bukit yang berlapis-lapis diselimuti awan dan kabut seakan sebuah
lukisan alam yang sengaja diciptakan oleh Tuhan untuk disajikan bagi penyuka pemandangan.
Jika pagi tiba, embun naik perlahan membuat segelas kopi panas dalam cangkir
bambu menjadi begitu nikmat disruput.
Dan itu semua dapat dinikmati
sambil bersandar dan duduk santai di rumah pohon bukit Jawukn. Tempat ini pada
medio Februari 2015 mendadak menjadi destinasi favorit di Tabalong. Setiap hari
libur baik siang, pagi, sore atau malam selalu ramai dikunjungi para wisatawan.
Akses menuju tempat ini tidak begitu sulit. Dari Tanjung, ibukota Kabupaten Tabalong
menempuh perjalana sekitar 45 menit ke arah timur, lalu dari Desa Wirang belok
kanan ke arah Desa Kinarum yang sebelumnya sudah dikenal sebagai salah satu
destinasi wisata di Tabalong. Setelah melewati desa Kinarum ada perempatan dan
beloklah ke kiri. Dari situ bersiaplah mata disuguhi pemdangan indah kiri kanan
jalan. Jalannya lebar walau masih belum diaspal cukup memadai untuk dilewati
oleh mobil. Begitu tiba di lokasi rumah Pohon Jawukn, parkirlah kendaraan di
pinggir jalan dan cukup berjalan kaki menanjak sekitar 1-2 menit. Bahkan jika
punya nyali, sepeda motor pun bisa dibawa sampai ke kaki rumah pohon.
Rumah pohon Jawukn dibangun oleh
Hari, Haris dan lima orang kawan lainnya. Para pemuda desa Sungai Rumbia dan
Pangelak ini awalnya hanya berniat mencari sinyal GSM. Lalu ide kreatif muncul
di benak mereka ketika melihat sebatang pohon berdiri tegak kokoh. Haris
sebagai arsitek merancang bentuk dan perencanaan, Hari dan kawan-kawan
menyiapkan bahan berupa kayu, bambu dan paku. Berminggu-minggu proses
pembangunan karena dikerjakan ketika ada waktu luang. Akhirnya pada awal
Februari 2015 kerja keras mereka selesai dan mereka bisa menikmati sinyal GSM,
hamparan pemandangan indah ditemani kopi hangat.
Saat saya menulis ini di tingkat
dua dari tiga tingkat Rumah Pohon Jawukn, Hari dan kawan-kawan sedang membangun
sebuah lagi rumah pohon berjarak sekitar 20 meter dari tempat pertama. Ditemani
musik dangdut dengan suka ria mereka mengerjakan pembangunan rumah pohon kedua.
Sedangkan saya dengan suka ria juga menulis sambil sesekali menikmati
pemandangan hamparan hutan disinari cahaya matahari yang mulai kuning keemasan.
Sepertinya sunset sore ini akan indah karena di ujung horizon sana nampaknya
cuaca begitu cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar